04 Maret 2014

Ekspedisi Serodja #3 Rinjani 3726 MDPL

Ini sebuah catatan perjalanan yang saya buat sewaktu melakukan pendakian ke Gn. Rinjani, kalau tidak salah, itu sekitar 2 tahun yang lalu, saya sedikit lupa. Baru saja saya temukan lagi file tulisan tersebut, hehe.

RINJANI 3726 MDPL

Minggu, 11 November 2012 – Senin 12 November

Setelah melewati proses pendakian ekspedisi serodja I dan II, akhirnya pagi itu, kami, saya, Mbahne, Jamal, beserta Kang Untung berangkat menuju stasiun ketapang, banyuwangi, jawa timur, untuk kemudian melanjutkan perjalanan sampai ke Gunung Rinjani di Pulau Lombok. Setelah sebelumnya diantar kawan – kawan Bumipala MMTC ke stasiun Lempuyangan. Saya, Mbahne dan juga Jamal merupakan perwakilan dari Bumipala MMTC untuk menyelesaikan Ekspedisi Serodja yang bertempat di Gunung Rinjani. Ekspedisi kali ini juga memiliki misi untuk menghasilkan satu dokumenter perjalanan, selain membawa bendera Bumipala ke puncak gunung tertinggi ke-3 di Indonesia. Kang Untung sendiri merupakan salah satu kawan kami yang merupakan anggota dari Hijau Mapala.  Seharian kami menghabiskan waktu di dalam kereta menuju Banyuwangi.
Kami baru tiba di Banyuwangi sekitar pukul 11 malam, langsung melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Gilimanuk dengan berjalan kaki, mengingat pelabuhan ini memang terletak tidak terlalu jauh dari stasiun. Kami langsung membeli tiket perahu penyebrangan menuju pulau Bali. Sekitar setengah jam perjalanan melintasi Selat Bali menggunakan kapal yang memang selalu tersedia di Pelabuhan Gilimanuk. Setibanya di pelabuhan Gilimanuk, kami langsung menuju terminal yang berada dekat dengan pelabuhan, saya lupa namanya. Setibanya di terminal, kami masih harus menunggu bis yang akan kami tumpangi sampai ke pelabuhan padangbay, di ujung timur pulau Bali. Hari sudah berganti ketika kami menunggu di terminal, sambil mengisi perut dengan makanan yang dijual di terminal kami menunggu sambil melakukan komunikasi dengan teman – teman di sekre Bumipala.
Sekitar pukul 2 pagi bus menuju padangbai tiba, bus pertama hari itu, kami langsung menyiapkan carrier dan menaruhnya di bagasi bus sebaik mungkin. Menghabiskan 6 jam perjalanan di dalam bus menuju padangbai dengan beristirahat agar kondisi tubuh tidak terlalu buruk. Sesampainya di Padangbay, kami mengisi perut terlebih dahulu sebelum melanjutkan 4 jam perjalanan di atas kapal menuju pelabuhan Lembar di Pulau Lombok.  Tidak ada yang bisa banyak dilakukan selama perjalanan, jadi memanfaatkan waktu – waktu yang lama selama perjalanan untuk mengisi tenaga dengan beristirahat adalah hal yang terbaik.
 Setibanya di Lembar, kami mendapat tumpangan mobil sampai ke kota Mataram, yang kira – kira jauhnya sekitar setengah jam perjalanan dari pelabuhan Lembar. Dari kota kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum sampai dengan pasar Aikmal  lalu dilanjutkan dengan menaiki mobil bak terbuka sampai dengan pos pengawasan Gunung Rinjani di desa Sembalun.  Hujan turun cukup deras ketika mobil yang kami naiki sudah berada di ketinggian yang cukup tinggi, dengan lampu penarangan yang sangat minim, perjalanan menjadi cukup menegangkan. Sesampainya di pos pengawasan, kami melaporkan diri untuk kedatangan kami dan beristirahat di pondok yang disediakan di luar pos pengawasan.

Selasa, 13 November 2012

Pagi harinya, setelah sarapan, packing dan mengurus perizinan pendakian, kami berempat memulai pendakian melawati jalur Sembalun. Menyusuri jalan setapak desa Sembalun. Perkiraan estimasi waktu dari pos pengawasan hingga pos 1 di jalur ini sekitar 6 jam. Melewati pemukiman terakhir di jalur ini, kamu mulai menemui padanga sabana yang sangat luas, di kejauhan sana, terlihat Gunung Rinjani berdiri dengan kokohnya dan menjulang begitu tinggi. Seharusnya memang kami masih harus beristirahat lebih mengingat perjalan Jogja – Sembalun cukup menguras kondisi tubuh, tapi pagi ini kami sudah melakukan pendakian. Kami memang tidak mempermasalahkn hal itu, karena kami berjalan cukup santai, tidak terlalu terburu – buru.
Memasuki waktu siang suhu menjadi semakin tinggi, di tengah padang sabana yang luas, panas matahari langsung menyengat, tak ada tempat berteduh, kami terus melanjutkan perjalanan sambil sesekali beristirahat dan minum air putih untuk menjaga kondisi tubuh. Sekitar 3 jam perjalanan, tiba – tiba hujan mulai turun, perlahan mulai deras, kami mulai mendirikan tenda kecil untuk sekedar berteduh, karena ini awal perjalanan kami dan beberapa peralatan elektronik seperti kamera yang perlu diamankan dari hujan. Hujan berlangsung cukup lama dan makin besar, air mulai mengisi tenda kecil yang kami diami, yang sebenarnya hanya muat untuk kapasitas dua orang, diisi dengan 3 carrier 80l yang sedikit overload, 1 carrier 100l, 1 daypack, beserta tiga orang, , jamal melindungi dirinya di luar tenda menggunakan jas hujan. Kami pun mulai berinisiatif untuk benar – benar mendirikan tenda yang sesuai dengan kapasitas kami. Jadi di tengah hujan yang cukup deras, kami mulai mendirikan tenda lainnya untuk beristirahat, dan menghabiskan sisa hari di tengah perjalan an  menuju  pos 1.

Rabu, 14 November 2012

Kembali melanjutkan perjalanan yang tertunda karena hujan yang cukup deras kemarin, kami pun cukup bergegas dalam pendakian. Memakan waktu sekitar 3 jam untuk mencapai pos satu dari tempat mengingap kemarin. Medan yang ditempuh masih berupa sabana dan masih terbilang cukup landai, perjalanan untuk menuju pos 1 dari desa Sembalun bisa dibilang menyusuri lereng Gunung Rinjani sebelum dihadapkan dengan medan yang benar – benar menanjak. Sampai di pos 1 kami beristirahat sebentar, meminum air mineral secukupnya, memakan snack. Hari memang belum terlalu siang ketika mencapai pos 1,  mungkin memang seperti ini kondisi alam di Pulau Lombok.
 Kami kemudian melanjutkan perjalanan menuju pos 2, track kini mulai menanjak, dan padang sabana masih mengelilingi kami, Sebelumnya memang kami seperti menjauh Gunung ini, tapi kini kami mulai berjalan mendekati Gunung Rinjani.  3 jam lainnya yang diperlukan untuk mencapai pos 2.  Di perjalanan menuju pos 2 ini kami mulai bertemu dengan pendaki lainnya yang berasal dari luar negeri ini, kebanyak dari mereka menggunakan jasa porter untuk membawakan barang – barangnya. Tiba di pos 2, kondisinya cukup ramai, pos 2 sendiri berada di bawah jembatan, di pos 2 ini terdapat aliran air yang airnya bisa diambil untuk di konsumsi. Mengisi perut dengan makanan  ringan dan meminum the hangat sebelum kembali melanjutkan perjalanan. Perjalanan menuju pos 3 kurang lebih menghabiskan waktu sekitar 4 jam, track menuju  pos 3 ini mulai dirasakan kemiringannya. Sepanjang perjalanan menuju ke pos 3, terdapat sebuah sungai besar yang hanya berisikan batu – batuan besar. 
Setibanya di pos 3 yang berada di ketinggian 2000 mdpl, kami segera mengistirahatkan diri agak lama, menyiapkan diri dan peralatan untuk perjalanan malam, setiap pos yang ada di track Gunung Rinjani ini terdapat pondok atau shelter, namun mungkin karena tidak ada yang merawat, dan terkena angin yang cukup kencang, bentuknya sudah tidak karuan. Setelah menyiapkan peralatan untuk melakukan perjalanan malam, kami pun melanjutkan perjalanan. 
            Track setelah pos 3 bisa dibilang cukup berat untuk dilalui, kemiringannya yang mencapai 40 – 60 derajat cukup menguras tenaga, belum lagi track akan terus seperti ini, melewati setidaknya sekitar 8 bukit menurut informasi yang didapat. Track ini biasa disebut oleh warga yang biasa menjadi porter sebagai tanjakan penyesalan. Di track menuju plawangan sembalun ini, kami baru menemui pohon – pohon yang cukup besar yang ada disekitar track. Sekitar 3 jam menghabiskan perjalanan, di tengah kencangnya angin malam dan area yang cukup terbuka, kami mulai kewalahan menghadapi track menuju plawangan, mengingat seharian tadi juga sudah terlalu banyak mendapat terpaan panas matahari, tubuh kami yang belum terbiasa dengan kondisi seperti ini akhirnya memutuskan untuk menghentikan perjalanan dan mencari tempat untuk mendirikan tenda dan beristirahat hingga pagi tiba.

Kamis, 15 November 2012

Sekitar pukul sebelas siang kami tiba di Plawangan Sembalun, setelah sebelumnya melakukan perjalanan selama 2 jam dari tempat kami mendirikan tenda. Plawangan Sembalun sendiri bisa dibilang sudah merupakan puncak dari Gunung Rinjani, namun bukanlah puncak tertingginya, sampai di Plawangan Sembalun kami masih harus berjalan selama 30 menit untuk mencapai area camp dan 10 menit lagi dihabiskan untuk mencapai mata air dari tempat camp, ya , di area camp ini, terdapat mata air, yang berada sekitar 10 menit perjalanan, dari area camp. Setelah menyiapkan tenda dan melakukan isi ulang air yang kami miliki, kami beristirahat untuk menyiapkan kondisi tubuh sebelum melakukan summit attack pagi nanti.

Jumat, 16 November 2012

            Sekitar pukul 2 pagi, kami bersiap untuk melakukan perjalanan menuju puncak, mungkin bisa dibilang kami merupakan rombongan terakhir yang berjalan di pagi itu. melihat di atas sana, sudah terdapat banyak cahaya dari headlamp para pendaki yang juga sedang berjalan menuju puncak. Kami pun berdoa sebelumnya agar diberikan keselamatan pada saat pendakian menuju puncak gunung tertinggi ketiga di Indonesia.  Dinginnya suhu serta kencangnya angin merupakan salah satu hal yang terus menemani selama perjalanan. Track menuju puncak bisa dibilang sulit, kami tak lagi menginjakkan kaki di atas tanah melainkan pasir yang bisa membuat kami tak bisa naik sama sekali kalau tidak dipijak secara benar dan harus menggunakan tangan kami untuk membantu kami menambah ketinggian.

Terdapat sekitar 1 kilo track yang cukup landai untuk dilalui, setelah sebelumnya menanjak menggunakan kaki dan tangan di medan yang berpasir, di track landai ini kami berada di gigir puncak, dimana sebelah kanan merupakan jurang terjal, yang dibawahnya terdapat danau Segara Anak dan di sebelah kanan merupakan jurang punggungan Gunung Rinjani.
            Setelah melewati track yang landai, kami melakukan pendakian menggunakan kedua tangan dan kaki kami melewati medan berpasir dengan kemiringan sekitar 50 – 70 derajat. Angin pagi yang berhembus dengan kencangnya membuat kebisingan tersendiri saat bertabrakan dengan batu ataupun punggungan gunung ini. Track ini bisa dibilang lebih berat dibandingkan track tanjakan penyesalan menuju plawangan sembalun. Menurut informasi, waktu normal untuk mencapai puncak dari area camp sampai dengan puncak bisa mencapai 5- 7 jam. Mungkin karena sudah terbiasa membawa beban yang bisa dibilang overload selama perjalanan menuju area camp di Plawangan Sembalun, kecepatan kami sewaktu menuju puncak bisa dibilang cukup cepat sehingga bisa menyusul rombongan pendaki yang meninggalkan kami cukup jauh saat melakukan pendakian, mengingat kami merupakan rombongan terakhir yang melakukan pendakian pada pagi itu.
Di sela – sela perjalanan kami juga memutuskan untuk sesekali beristirahat agar tidak terus menyusul pendaki yang lain, karena kami tidak sedang melakukan perlombaan siapa yang paling cepat mencapai puncak. Angin berhembus sangat kencang, kadar oksigen juga turut berkurang semakin tinggi kami mendaki. Langit mulai merubah warnanya, perlahan jingga muncul menandakan matahari akan segara menggantikan bulan.
Sekitar pukul setengah 7 pagi, kami tiba di puncak tertinggi ke tiga di Indonesia, Dewi Anjani. Mendokumentasikan kegiatan kami selama di puncak, menikmati keindahan Nusantara dari ketinggian 3726 mdpl. Bercengkrama dengan pendaki lainnya yang juga berada di puncak.  Kami kemudian kembali turun setelah menghabiskan waktu sekitar setengah jam di puncak, melewati jalur yang sama. Menuruni medan berpasir memang lebih mudah bila dibandingkan dengan menaikinya, namun tetap harus lebih waspada. Menghabiskan waktu sekitar 4 jam melakukan perjalanan turun dengan sangat santai, setibanya di tenda kami pun bersiap untuk melakukan makan siang dan beristirahat.

Sabtu, 17 November 2012

Pagi, setelah puas beristirahat dan menikmati keindahan Gunung Rinjani, kami pun mulai melakukan perjalanan berikutnya untuk mencapai Danau Segara Anak yang merupakan kaldera dari Gunung Rinjani. Perjalanan menuju Danau Segara anak berarti menyusuri kawah Gunung Rinjani yang medannya didominasi oleh batuan curam yang harus sangat berhati – hati untuk dilalui. Di tengah kabut tebal yang menyelimuti perjalanan menuju danau segara anak, kami menghabiskan waktu perjalanan sekitar 4 jam.     
Setibanya di Danau Segara Anak, kami langsung menyiapkan tenda kami di bibir danau. Menikmati keindahan yang disajikan Gunung Rinjani sambil menikmati kopi hangat, setelah berhari – hari melakukan pendakian yang melelahkan.
Di dekat mata air yang ada di Danau Segara Anak ini terdapat pemandian air panas alami yang berbentuk kolam – kolam yang dialirkan langsung oleh air terjun  panas. Kami juga menyiapkan makan malam kami dengan sebelumnya memancing ikan yang ada di Danau Segara Anak ini dengan pancing yang sederhana, ya meskipun saya sendiri tidak memakan ikan. Kami menikmati waktu  istirahat kami hari itu di depan Danau Segara Anak.
   
Minggu, 18 November 2012

Setelah hampir satu minggu berada di Gunung Rinjani kami pun memutuskan turun, mengingat keterbatasan logistic yang dimiliki. Kami menghabiskan satu hari penuh untuk bisa sampai ke pos terakhir atau gerbang dari track Senaru. Ya, kami turun melalui jalur Senaru, berbeda dengan saat kami naik kemarin yang melalui jalur Sembalun. Jalur Senaru yang berbentuk hutan didominasi oleh pohon – pohon tinggi, sedangkan jalur Sembalun di dominasi oleh padang sabana.
Sebelum menuruni Gunung Rinjani lewat jalur Senaru, kami harus menaiki Kaldera Gunung Rinjani ini melalui track berbatu curam ke arah Plawangan Senaru, jalur menuju Plawangan Senaru ini lebih berbahaya dibandingkan jalur lewat Plawangan Sembalun, batuan yang curam, serta jurang yang berada di samping kiri kami membuat kami harus lebih berhati – hati dalam melakukan pendakian. Ketarampilan Rock Climbing dasar juga diperlukan untuk bisa mendaki kea rah Plawangan Senaru lewat jalur ini.  Terdapat beberapa tiang pengaman yang dipasang, namun kondisinya beberapa sudah tidak layak.
Menghabiskan waktu sekitar 5 jam untuk bisa mencapai Plawangan Senaru dari Danau Segara Anak. kami beristirahat sejenak ketika tiba di Plawangan Senaru. Mengingat Jalur Senaru merupakan Hutan yang cukup lebat, maka tidak aneh apabila terdapat anjing hutan di sekitar jalur Senaru, kami sempat menemui 2 ekor anjing hutan pada saat mendaki ke Plawangan Senaru, dan beberapa kawanan ketika tiba di Plawangan Senaru, Kami tentunya cukup waspada dengan keberadaaan anjing hutan ini, mengingat mereka bisa saja menyerang kami apalagi bila mereka dalam jumlah yang cukup banyak.
Kami cukup bingung dan sedikit tersasar ketika akan melanjutkan perjalanan, tidak jelasnya mana jalur yang harus di ambil membuat kami berputar – putar di Plawangan Senaru, dengan kecemasan yang ditambah dengan semakin banyaknya kawanan anjing hutan yang berada di area Plawangan Senaru, kami terus melanjutkan perjalanan hingga akhirnya menemukan jalur yang benar untuk turun. Kami sebenarnya tertolong dengan keberadaan anjing hutan ini, karena gonggongan merekalah yang mengarahkan kami ke jalur yang benar.
Di tengah perjalanan turun, hujan pun turun perlahan dari rintik hingga deras. Untungnya saat itu kami berada cukup dekat dengan pos sehingga bisa berteduh di pos, di pos ini kami bertemu dengan beberapa pendaki lainnya yang juga sedang melakukan pendakian.  Setelah hujan cukup reda kamipun melanjutkan perjalanan agar tidak terlalu malam ketika melewati area hutan nanti, karena memang tidak dianjurkan untuk melewati area hutan pada malam hari, apalagi mendirikan tenda.  Meski begitu tetap saja kami melewat area hutan pada malam hari, karena mau tidak mau kami harus segera mencapai pos terakhir di bawah sana.
Kami menghabiskan waktu sekitar 8 jam untuk tiba di gerbang jalur Senaru dari pos terakhir kami berhenti di atas sana. Di gerbang ini terdapat sebuah rumah penduduk yang menjual makanan dan tempat beristirahat untuk para pendaki. Kami pun memesan makanan dan memutuskan untuk beristirahat disini karena sudah seharian berjalan menuruni Gunung Rinjani.

Senin, 19 November 2012

Kami melanjutkan perjalanan sekitar 2 jam untuk tiba di Pos Pengawasan Senaru dan melaporkan lagi soal kedatangan kami, lalu melanjutkan perjalanan pulang ke Kota Mataram terlebih dahulu untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta.


*Sayangnya, foto - foto ekspedisi ini tidak ada di laptop saya, jadi belum bisa saya posting disini, tapi, saya juga membuat sebuah dokumenter perjalanannya, bisa lihat disini 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar