Ini sebuah catatan perjalanan yang saya buat sewaktu melakukan pendakian ke Gn. Rinjani, kalau tidak salah, itu sekitar 2 tahun yang lalu, saya sedikit lupa. Baru saja saya temukan lagi file tulisan tersebut, hehe.
RINJANI 3726 MDPL
Minggu, 11 November 2012 – Senin 12
November
Setelah melewati
proses pendakian ekspedisi serodja I dan II, akhirnya pagi itu, kami, saya,
Mbahne, Jamal, beserta Kang Untung berangkat menuju stasiun ketapang,
banyuwangi, jawa timur, untuk kemudian melanjutkan perjalanan sampai ke Gunung
Rinjani di Pulau Lombok. Setelah sebelumnya diantar kawan – kawan Bumipala MMTC
ke stasiun Lempuyangan. Saya, Mbahne dan juga Jamal merupakan perwakilan dari
Bumipala MMTC untuk menyelesaikan Ekspedisi Serodja yang bertempat di Gunung
Rinjani. Ekspedisi kali ini juga memiliki misi untuk menghasilkan satu dokumenter
perjalanan, selain membawa bendera Bumipala ke puncak gunung tertinggi ke-3 di
Indonesia. Kang Untung sendiri merupakan salah satu kawan kami yang merupakan
anggota dari Hijau Mapala. Seharian kami
menghabiskan waktu di dalam kereta menuju Banyuwangi.
Kami baru tiba
di Banyuwangi sekitar pukul 11 malam, langsung melanjutkan perjalanan ke
Pelabuhan Gilimanuk dengan berjalan kaki, mengingat pelabuhan ini memang
terletak tidak terlalu jauh dari stasiun. Kami langsung membeli tiket perahu penyebrangan
menuju pulau Bali. Sekitar setengah jam perjalanan melintasi Selat Bali
menggunakan kapal yang memang selalu tersedia di Pelabuhan Gilimanuk. Setibanya
di pelabuhan Gilimanuk, kami langsung menuju terminal yang berada dekat dengan
pelabuhan, saya lupa namanya. Setibanya di terminal, kami masih harus menunggu
bis yang akan kami tumpangi sampai ke pelabuhan padangbay, di ujung timur pulau
Bali. Hari sudah berganti ketika kami menunggu di terminal, sambil mengisi
perut dengan makanan yang dijual di terminal kami menunggu sambil melakukan
komunikasi dengan teman – teman di sekre Bumipala.
Sekitar pukul 2
pagi bus menuju padangbai tiba, bus pertama hari itu, kami langsung menyiapkan
carrier dan menaruhnya di bagasi bus sebaik mungkin. Menghabiskan 6 jam
perjalanan di dalam bus menuju padangbai dengan beristirahat agar kondisi tubuh
tidak terlalu buruk. Sesampainya di Padangbay, kami mengisi perut terlebih
dahulu sebelum melanjutkan 4 jam perjalanan di atas kapal menuju pelabuhan
Lembar di Pulau Lombok. Tidak ada yang
bisa banyak dilakukan selama perjalanan, jadi memanfaatkan waktu – waktu yang
lama selama perjalanan untuk mengisi tenaga dengan beristirahat adalah hal yang
terbaik.
Setibanya di Lembar, kami mendapat tumpangan
mobil sampai ke kota Mataram, yang kira – kira jauhnya sekitar setengah jam
perjalanan dari pelabuhan Lembar. Dari kota kami melanjutkan perjalanan dengan
menggunakan angkutan umum sampai dengan pasar Aikmal lalu dilanjutkan dengan menaiki mobil bak
terbuka sampai dengan pos pengawasan Gunung Rinjani di desa Sembalun. Hujan turun cukup deras ketika mobil yang kami
naiki sudah berada di ketinggian yang cukup tinggi, dengan lampu penarangan
yang sangat minim, perjalanan menjadi cukup menegangkan. Sesampainya di pos
pengawasan, kami melaporkan diri untuk kedatangan kami dan beristirahat di
pondok yang disediakan di luar pos pengawasan.
Selasa, 13 November 2012
Pagi harinya,
setelah sarapan, packing dan mengurus perizinan pendakian, kami berempat
memulai pendakian melawati jalur Sembalun. Menyusuri jalan setapak desa
Sembalun. Perkiraan estimasi waktu dari pos pengawasan hingga pos 1 di jalur
ini sekitar 6 jam. Melewati pemukiman terakhir di jalur ini, kamu mulai menemui
padanga sabana yang sangat luas, di kejauhan sana, terlihat Gunung Rinjani berdiri
dengan kokohnya dan menjulang begitu tinggi. Seharusnya memang kami masih harus
beristirahat lebih mengingat perjalan Jogja – Sembalun cukup menguras kondisi
tubuh, tapi pagi ini kami sudah melakukan pendakian. Kami memang tidak
mempermasalahkn hal itu, karena kami berjalan cukup santai, tidak terlalu
terburu – buru.
Memasuki waktu
siang suhu menjadi semakin tinggi, di tengah padang sabana yang luas, panas
matahari langsung menyengat, tak ada tempat berteduh, kami terus melanjutkan
perjalanan sambil sesekali beristirahat dan minum air putih untuk menjaga
kondisi tubuh. Sekitar 3 jam perjalanan, tiba – tiba hujan mulai turun, perlahan
mulai deras, kami mulai mendirikan tenda kecil untuk sekedar berteduh, karena
ini awal perjalanan kami dan beberapa peralatan elektronik seperti kamera yang
perlu diamankan dari hujan. Hujan berlangsung cukup lama dan makin besar, air
mulai mengisi tenda kecil yang kami diami, yang sebenarnya hanya muat untuk
kapasitas dua orang, diisi dengan 3 carrier 80l yang sedikit overload, 1
carrier 100l, 1 daypack, beserta tiga orang, , jamal melindungi dirinya di luar
tenda menggunakan jas hujan. Kami pun mulai berinisiatif untuk benar – benar
mendirikan tenda yang sesuai dengan kapasitas kami. Jadi di tengah hujan yang
cukup deras, kami mulai mendirikan tenda lainnya untuk beristirahat, dan
menghabiskan sisa hari di tengah perjalan an
menuju pos 1.
Rabu, 14 November 2012
Kembali
melanjutkan perjalanan yang tertunda karena hujan yang cukup deras kemarin,
kami pun cukup bergegas dalam pendakian. Memakan waktu sekitar 3 jam untuk
mencapai pos satu dari tempat mengingap kemarin. Medan yang ditempuh masih
berupa sabana dan masih terbilang cukup landai, perjalanan untuk menuju pos 1
dari desa Sembalun bisa dibilang menyusuri lereng Gunung Rinjani sebelum
dihadapkan dengan medan yang benar – benar menanjak. Sampai di pos 1 kami
beristirahat sebentar, meminum air mineral secukupnya, memakan snack. Hari
memang belum terlalu siang ketika mencapai pos 1, mungkin memang seperti ini kondisi alam di
Pulau Lombok.
Kami kemudian melanjutkan perjalanan menuju
pos 2, track kini mulai menanjak, dan padang sabana masih mengelilingi kami,
Sebelumnya memang kami seperti menjauh Gunung ini, tapi kini kami mulai
berjalan mendekati Gunung Rinjani. 3 jam
lainnya yang diperlukan untuk mencapai pos 2.
Di perjalanan menuju pos 2 ini kami mulai bertemu dengan pendaki lainnya
yang berasal dari luar negeri ini, kebanyak dari mereka menggunakan jasa porter
untuk membawakan barang – barangnya. Tiba di pos 2, kondisinya cukup ramai, pos
2 sendiri berada di bawah jembatan, di pos 2 ini terdapat aliran air yang
airnya bisa diambil untuk di konsumsi. Mengisi perut dengan makanan ringan dan meminum the hangat sebelum kembali
melanjutkan perjalanan. Perjalanan menuju pos 3 kurang lebih menghabiskan waktu
sekitar 4 jam, track menuju pos 3 ini
mulai dirasakan kemiringannya. Sepanjang perjalanan menuju ke pos 3, terdapat
sebuah sungai besar yang hanya berisikan batu – batuan besar.
Setibanya di pos
3 yang berada di ketinggian 2000 mdpl, kami segera mengistirahatkan diri agak
lama, menyiapkan diri dan peralatan untuk perjalanan malam, setiap pos yang ada
di track Gunung Rinjani ini terdapat pondok atau shelter, namun mungkin karena
tidak ada yang merawat, dan terkena angin yang cukup kencang, bentuknya sudah
tidak karuan. Setelah menyiapkan peralatan untuk melakukan perjalanan malam,
kami pun melanjutkan perjalanan.
Track
setelah pos 3 bisa dibilang cukup berat untuk dilalui, kemiringannya yang
mencapai 40 – 60 derajat cukup menguras tenaga, belum lagi track akan terus
seperti ini, melewati setidaknya sekitar 8 bukit menurut informasi yang
didapat. Track ini biasa disebut oleh warga yang biasa menjadi porter sebagai
tanjakan penyesalan. Di track menuju plawangan sembalun ini, kami baru menemui
pohon – pohon yang cukup besar yang ada disekitar track. Sekitar 3 jam
menghabiskan perjalanan, di tengah kencangnya angin malam dan area yang cukup
terbuka, kami mulai kewalahan menghadapi track menuju plawangan, mengingat
seharian tadi juga sudah terlalu banyak mendapat terpaan panas matahari, tubuh
kami yang belum terbiasa dengan kondisi seperti ini akhirnya memutuskan untuk
menghentikan perjalanan dan mencari tempat untuk mendirikan tenda dan
beristirahat hingga pagi tiba.
Kamis, 15 November 2012
Sekitar pukul
sebelas siang kami tiba di Plawangan Sembalun, setelah sebelumnya melakukan
perjalanan selama 2 jam dari tempat kami mendirikan tenda. Plawangan Sembalun
sendiri bisa dibilang sudah merupakan puncak dari Gunung Rinjani, namun
bukanlah puncak tertingginya, sampai di Plawangan Sembalun kami masih harus
berjalan selama 30 menit untuk mencapai area camp dan 10 menit lagi dihabiskan
untuk mencapai mata air dari tempat camp, ya , di area camp ini, terdapat mata
air, yang berada sekitar 10 menit perjalanan, dari area camp. Setelah
menyiapkan tenda dan melakukan isi ulang air yang kami miliki, kami
beristirahat untuk menyiapkan kondisi tubuh sebelum melakukan summit attack
pagi nanti.
Jumat, 16 November 2012
Sekitar pukul 2 pagi, kami bersiap
untuk melakukan perjalanan menuju puncak, mungkin bisa dibilang kami merupakan
rombongan terakhir yang berjalan di pagi itu. melihat di atas sana, sudah
terdapat banyak cahaya dari headlamp para pendaki yang juga sedang berjalan
menuju puncak. Kami pun berdoa sebelumnya agar diberikan keselamatan pada saat
pendakian menuju puncak gunung tertinggi ketiga di Indonesia. Dinginnya suhu serta kencangnya angin
merupakan salah satu hal yang terus menemani selama perjalanan. Track menuju
puncak bisa dibilang sulit, kami tak lagi menginjakkan kaki di atas tanah
melainkan pasir yang bisa membuat kami tak bisa naik sama sekali kalau tidak
dipijak secara benar dan harus menggunakan tangan kami untuk membantu kami
menambah ketinggian.
Terdapat sekitar
1 kilo track yang cukup landai untuk dilalui, setelah sebelumnya menanjak
menggunakan kaki dan tangan di medan yang berpasir, di track landai ini kami
berada di gigir puncak, dimana sebelah kanan merupakan jurang terjal, yang
dibawahnya terdapat danau Segara Anak dan di sebelah kanan merupakan jurang
punggungan Gunung Rinjani.
Setelah melewati track yang landai,
kami melakukan pendakian menggunakan kedua tangan dan kaki kami melewati medan
berpasir dengan kemiringan sekitar 50 – 70 derajat. Angin pagi yang berhembus
dengan kencangnya membuat kebisingan tersendiri saat bertabrakan dengan batu
ataupun punggungan gunung ini. Track ini bisa dibilang lebih berat dibandingkan
track tanjakan penyesalan menuju plawangan sembalun. Menurut informasi, waktu
normal untuk mencapai puncak dari area camp sampai dengan puncak bisa mencapai
5- 7 jam. Mungkin karena sudah terbiasa membawa beban yang bisa dibilang
overload selama perjalanan menuju area camp di Plawangan Sembalun, kecepatan
kami sewaktu menuju puncak bisa dibilang cukup cepat sehingga bisa menyusul
rombongan pendaki yang meninggalkan kami cukup jauh saat melakukan pendakian,
mengingat kami merupakan rombongan terakhir yang melakukan pendakian pada pagi
itu.
Di sela – sela
perjalanan kami juga memutuskan untuk sesekali beristirahat agar tidak terus
menyusul pendaki yang lain, karena kami tidak sedang melakukan perlombaan siapa
yang paling cepat mencapai puncak. Angin berhembus sangat kencang, kadar
oksigen juga turut berkurang semakin tinggi kami mendaki. Langit mulai merubah
warnanya, perlahan jingga muncul menandakan matahari akan segara menggantikan
bulan.
Sekitar pukul
setengah 7 pagi, kami tiba di puncak tertinggi ke tiga di Indonesia, Dewi
Anjani. Mendokumentasikan kegiatan kami selama di puncak, menikmati keindahan
Nusantara dari ketinggian 3726 mdpl. Bercengkrama dengan pendaki lainnya yang
juga berada di puncak. Kami kemudian
kembali turun setelah menghabiskan waktu sekitar setengah jam di puncak,
melewati jalur yang sama. Menuruni medan berpasir memang lebih mudah bila
dibandingkan dengan menaikinya, namun tetap harus lebih waspada. Menghabiskan
waktu sekitar 4 jam melakukan perjalanan turun dengan sangat santai, setibanya
di tenda kami pun bersiap untuk melakukan makan siang dan beristirahat.
Sabtu, 17 November 2012
Pagi, setelah
puas beristirahat dan menikmati keindahan Gunung Rinjani, kami pun mulai
melakukan perjalanan berikutnya untuk mencapai Danau Segara Anak yang merupakan
kaldera dari Gunung Rinjani. Perjalanan menuju Danau Segara anak berarti
menyusuri kawah Gunung Rinjani yang medannya didominasi oleh batuan curam yang
harus sangat berhati – hati untuk dilalui. Di tengah kabut tebal yang
menyelimuti perjalanan menuju danau segara anak, kami menghabiskan waktu
perjalanan sekitar 4 jam.
Setibanya di
Danau Segara Anak, kami langsung menyiapkan tenda kami di bibir danau.
Menikmati keindahan yang disajikan Gunung Rinjani sambil menikmati kopi hangat,
setelah berhari – hari melakukan pendakian yang melelahkan.
Di dekat mata
air yang ada di Danau Segara Anak ini terdapat pemandian air panas alami yang
berbentuk kolam – kolam yang dialirkan langsung oleh air terjun panas. Kami juga menyiapkan makan malam kami
dengan sebelumnya memancing ikan yang ada di Danau Segara Anak ini dengan
pancing yang sederhana, ya meskipun saya sendiri tidak memakan ikan. Kami
menikmati waktu istirahat kami hari itu
di depan Danau Segara Anak.
Minggu, 18 November 2012
Setelah hampir
satu minggu berada di Gunung Rinjani kami pun memutuskan turun, mengingat
keterbatasan logistic yang dimiliki. Kami menghabiskan satu hari penuh untuk
bisa sampai ke pos terakhir atau gerbang dari track Senaru. Ya, kami turun
melalui jalur Senaru, berbeda dengan saat kami naik kemarin yang melalui jalur
Sembalun. Jalur Senaru yang berbentuk hutan didominasi oleh pohon – pohon
tinggi, sedangkan jalur Sembalun di dominasi oleh padang sabana.
Sebelum menuruni
Gunung Rinjani lewat jalur Senaru, kami harus menaiki Kaldera Gunung Rinjani
ini melalui track berbatu curam ke arah Plawangan Senaru, jalur menuju
Plawangan Senaru ini lebih berbahaya dibandingkan jalur lewat Plawangan
Sembalun, batuan yang curam, serta jurang yang berada di samping kiri kami
membuat kami harus lebih berhati – hati dalam melakukan pendakian. Ketarampilan
Rock Climbing dasar juga diperlukan untuk bisa mendaki kea rah Plawangan Senaru
lewat jalur ini. Terdapat beberapa tiang
pengaman yang dipasang, namun kondisinya beberapa sudah tidak layak.
Menghabiskan
waktu sekitar 5 jam untuk bisa mencapai Plawangan Senaru dari Danau Segara
Anak. kami beristirahat sejenak ketika tiba di Plawangan Senaru. Mengingat
Jalur Senaru merupakan Hutan yang cukup lebat, maka tidak aneh apabila terdapat
anjing hutan di sekitar jalur Senaru, kami sempat menemui 2 ekor anjing hutan
pada saat mendaki ke Plawangan Senaru, dan beberapa kawanan ketika tiba di
Plawangan Senaru, Kami tentunya cukup waspada dengan keberadaaan anjing hutan
ini, mengingat mereka bisa saja menyerang kami apalagi bila mereka dalam jumlah
yang cukup banyak.
Kami cukup
bingung dan sedikit tersasar ketika akan melanjutkan perjalanan, tidak jelasnya
mana jalur yang harus di ambil membuat kami berputar – putar di Plawangan
Senaru, dengan kecemasan yang ditambah dengan semakin banyaknya kawanan anjing
hutan yang berada di area Plawangan Senaru, kami terus melanjutkan perjalanan
hingga akhirnya menemukan jalur yang benar untuk turun. Kami sebenarnya
tertolong dengan keberadaan anjing hutan ini, karena gonggongan merekalah yang
mengarahkan kami ke jalur yang benar.
Di tengah
perjalanan turun, hujan pun turun perlahan dari rintik hingga deras. Untungnya
saat itu kami berada cukup dekat dengan pos sehingga bisa berteduh di pos, di
pos ini kami bertemu dengan beberapa pendaki lainnya yang juga sedang melakukan
pendakian. Setelah hujan cukup reda
kamipun melanjutkan perjalanan agar tidak terlalu malam ketika melewati area
hutan nanti, karena memang tidak dianjurkan untuk melewati area hutan pada
malam hari, apalagi mendirikan tenda.
Meski begitu tetap saja kami melewat area hutan pada malam hari, karena
mau tidak mau kami harus segera mencapai pos terakhir di bawah sana.
Kami
menghabiskan waktu sekitar 8 jam untuk tiba di gerbang jalur Senaru dari pos
terakhir kami berhenti di atas sana. Di gerbang ini terdapat sebuah rumah
penduduk yang menjual makanan dan tempat beristirahat untuk para pendaki. Kami
pun memesan makanan dan memutuskan untuk beristirahat disini karena sudah
seharian berjalan menuruni Gunung Rinjani.
Senin, 19 November 2012
Kami melanjutkan
perjalanan sekitar 2 jam untuk tiba di Pos Pengawasan Senaru dan melaporkan
lagi soal kedatangan kami, lalu melanjutkan perjalanan pulang ke Kota Mataram
terlebih dahulu untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta.
*Sayangnya, foto - foto ekspedisi ini tidak ada di laptop saya, jadi belum bisa saya posting disini, tapi, saya juga membuat sebuah dokumenter perjalanannya, bisa lihat disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar