11 Maret 2014

Kami Menunggumu Pulang

Kami menunggumu pulang setiap malam, menunggu ketukmu di pintu kayu itu. 

Tapi sayangnya, kamu tak pernah datang, kamu senang berada di luar sana, mengagumi indahnya dunia yang selalu kamu bangga - banggakan, menikmati kerlap - kerlip cahaya jalanan, menyesapi sunyinya pegunungan. 

Tak apa, kamu sudah dewasa, kamu bukan lagi anak kecil yang dulunya kami timang - timang agar kantukmu lekas datang. 

Kami tak tahu apa yang kamu lakukan di luar sana, kamu jarang memberi kabar, hanya sesekali menyapa dan mengucapkan salam untuk kami yang selalu cemas menanti kabarmu disini. 

Baik - baik kah kamu disana nak? apa kabarnya dunia yang takkan pernah habis untuk dikunjungi? apa yang sudah kamu dapatkan dari kelanamu selama ini? 

Kami khawatir. kami tak pernah membayangkan, kamu kini berada di luar sana, jauh dari rangkulan kami. 

Tak ingatkah kamu dulu seorang anak laki - laki cengeng yang selalu menangis setiap kali kami berada jauh darimu? 

Kini, justru kamu yang berada jauh dari kami.

Mungkin kamu memang sudah dewasa nak, kamu sudah punya hidupmu sendiri, meski kami tak pernah tahu apa saja yang kamu lakukan disana. Kamu tidak bertindak yang macam - macam kan?
Shalat mu lancar kan? Kami harap iya, kami takut, kamu nantinya menjadi seorang yang tidak berguna, baik bagi kami, ataupun orang - orang di sekitarmu. Ingat, kamu nantinya adalah penerus kami, kamu yang akan menjaga adik - adikmu yang masih kecil ini. 

Jadilah panutan yang baik bagi mereka. Kenalkan mereka dunia yang belum pernah mereka kunjungi, ceritakan bagaimana dunia di luar imaji mereka selama ini. Kami mungkin takkan bisa terus membimbing mereka, tolong teruskanlah kewajiban kami untuk menjaga dan membimbing mereka nantinya. 

Nak, meskipun kamu tak pernah pulang, jarang memberi kabar, kami akan terus mendoakan segala hal baik untukmu, kebahagiaanmu adalah kebahagiaan kami juga. Pulanglah jika kamu sempat, kami akan terus menunggu. 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar