29 November 2015

Apa saja yang sudah lewat?

Penghujung bulan menuju akhir tahun, lagi-lagi saya harus membuka tulisan ini dengan penyesalan-penyesalan yang terus terucap karena tidak bisa konsisten untuk bisa terus hadir disini, heh.

Ya semacam itulah, melewatkan berbagai momentum yang telah terjadi selama ini tanpa tercatat, menyedihkan.

Sama menyedihkannya dengan apa yang sedang saya rasakan, meski entah itu apa, saya sendiri juga tidak terlalu paham dan tidak akan mengungkapkannya disini, rasanya terlalu rumit, terlalu kompleks, namun, ya begitulah.

Jadi apa saja yang sudah saya lakukan beberapa bulan belakangan ini?

Lulus, ya pada akhirnya saya dinyatakan lulus oleh sekolah tinggi dimana saya menuntut ilmu, setelah menempuh masa studi mencapai 5 tahun akhirnya saya bisa menyelesaikan tanggungan saya. Bahagia kah? Tentu saja, meski sebenarnya kebahagiannya hanya ala kadarnya saja, namun, ketika pada akhirnya orang tua saya bisa bernapas lega karena saya berhasil keluar dari industri pendidikan ini, saya tentu saja tak bisa membohongi perasaan saya melihat mereka begitu tersenyum lepas dan mengucap syukur serta memeluk saya begitu erat ketika bertemu dengan mereka bulan puasa kemarin.

Meski memang pada akhirnya apa yang saya ciptakan tidak dapat terselesaikan secara maksimal, saya bersyukur, dengan usaha sendiri, saya bisa menyelesaikannya, mungkin nanti akan saya posting cuplikannya disini, mungkin ada yang berminat melihatnya.

Melakukan pekerjaan menyenangkan yang lain. Setelah sebelumnya harus mengalami kekecewaan karena salah satu pekerjaan yang sudah dilakukan harus dibatalkan secara sepihak, saya dan teman-teman mendapatkan satu pekerjaan menyenangkan yang lain, tidak jauh berbeda dengan yang sebelumnya, kami menciptkan dokumenter tentang gunung api yang lain, yaitu Kawah Ijen.

Secara umum, sebagai sebuah film yang memang ditujukan untuk mengedukasi masyarakat yang tinggal di sekitaran Kawah Ijen, film ini bercerita mengenai ancaman bahaya yang dimilikinya. Tentunya dengan puluhan juta meter kubik air beracun yang mengisi kawahnya, ancamannya akan sangat berbeda dengan gunung-gunungapi lainnya.

Untuk filmnya sendiri sampai saat ini sudah memasuki tahap paska produksi, dan mungkin akan selesai bulan depan nanti. Apa peran saya di film ini? Saya, sebenarnya belum seyakin itu untuk menyebutkan diri saya sebagai riseter dalam film ini, tapi kenyataannya itu yang saya lakukan dalam film ini. Ya meski dengan akses yang sangat terbatas atas informasi yang saya butuhkan, semoga saja film ini bisa sesuai dengan apa yang diharapkan.

Mungkin itu adalah dua hal yang paling bisa deskripsikan secara cukup mendalam tentang apa yang sudah saya lewatkan dalam beberapa bulan ini.
Sisanya saya agak lupa, mungkin lain kali akan saya ceritakan disini.

Keluar dari topik yang sudah saya bahas sebelumnya, akhirnya saya memutuskan setidaknya untuk bisa lebih konsisten dalam menulis, bukan karena sebagai modal untuk bisa menulis lebih baik nantinya, tapi saya merasa, menulis adalah salah satu metode komunikasi yang bisa saya gunakan sebaik mungkin.

Sebagai seorang yang cukup introvert melakukan komunikasi langsung dengan orang lain itu cukup menyulitkan bagi saya, menyedihkan ya? Iya. Amini sajalah.

Jadi mungkin saya akan lebih sering menulis disini nantinya, entah apa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar