Jadi, beberapa pekan yang
lalu saya sempat merasakan pengalam personal yang lain ketika menonton sebuah
film. Ini sebenarnya sebuah perasaan yang jarang-jarang terjadi, karena
biasanya yang muncul hanya perasaan ingin untuk bisa membuat film dengan kualitas
yang sama dengan yang baru saja di tonton.
Omoide no nakade atau
somewhere in my memory atau di suatu tempat di dalam ingatan saya. Sebuah film
karya Keihiro Kanyama. Saya menontonya di Jogja-Netpac Asian Film Festival awal
bulan lalu. Saya tidak punya ekspektasi apa-apa terhadap film ini sebelumnya,
karena toh niatan awalnya hanya menonton salah satu film teman saya. Omoide no
nakade sendiri masuk ke dalam program lights of asia dalam JAFF 2015.
Dilihat dari judulnya
saja, Somewhere In My Memory, film ini buat saya udah bisa dapet tempat
tersendiri di ingatan, iya, sampe segitunya, bagus pemilihannnya. Untuk jalan
cerita-nya sendiri sebenarnya simpel, tentang seorang perempuan yang lagi
pulang ke kampung halamannya buat nemuin orang tuanya dan ngasih tau bahwa dia
baru aja cerai.
Kalau dipikir-pikir apa
personalnya buat saya? Saya bukan perempuan, menikah aja belum, latar tempat
dan budaya, Jepang, tapi kok bisa? Saya juga ga ngerti sih, tapi... bagian
personal buat saya adalah ketika si Tomoe, protagonis film ketemu sama
temennya, ngobrol-ngobrol tentang yang lalu. Masalah personal kaya, milih untuk
tetap tinggal di kotanya yang kecil atau pergi ke kota besar untuk mendapatkan
sesuatu yang lebih. Sesimpel itu aja saya jadi ngerasa deket banget sama film
ini.
Karena, tiba-tiba saya
memproyeksikan diri saya beberapa tahun ke depan, ketemu temen saya, terus
melakukan obrolan yang sama. Obrolan tentang rencana-rencana ataupun apa-apa
saha yang sudah saya lewatkan selama meninggalkan kota saya dibesar, dan juga
tentang mereka yang memilih untuk tetap tinggal memutuskan untuk membesarkan,
dan mereka yang pergi, meninggalkan yang kecil untuk mendapatkan yang besar.
Sebagai sarjana muda,
tinggal di kota kecil, tentu saja saya
dihadapi permasalahan yang juga mungkin dihadapi tomoe di dalam cerita dulunya.
Meninggalkan atau bertahan? Ya mungkin sebenernya bukan itu juga inti cerita dari
film, tapi bagi saya itu bagian yang paling personal. Hahaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar