17 Desember 2015

Catatan Akhir Tahun #1

Akhir tahun dan tetek bengeknya selalu menjadi hal yang saya hindari setiap tahunnya, memilih tidur atau menghabiskan waktu saja di kamar lalu pergi keluar mencari minuman ketika orang-orang sudah kehabisan tenaga karena berpesta biasanya selalu jadi agenda utama saya di tiap momen pergantian tahun.

Entah kenapa, saya selalu memilih untuk menghindari dari segala hingar bingar, meski kadang kala ada ajakan, saya akan sangat selektif, biasanya hanya akan ikut dalam satu pesta kecil yang intim.

Saya tidak akan membahasnya lebih jauh, hanya semacam prakata saja.

Jadi tahun 2015 akan segera berakhir, dan berganti ke tahun 2016. Saya akan mencoba mengingat-ngingat sekiranya apa saja hal-hal yang cukup menarik untuk bisa saya ceritakan. Mungkin juga apa yang saya ceritakan tidak akan tersusun dalam kronologis yang teratur.

Mungkin yang paling pertama adalah, bagaimana menghabiskan waktu satu tahun bersama dengan pacar saya di kota yang sama. Iya. Setelah berhubungan selama 4 tahun, awal tahun kemarin dia memutuskan untuk tinggal bersama saya di Jogja, kebetulan juga, kantor dimana dia diterima bekerja, bertempat di Jogja. Beruntunglah, meski sempat harus berdebat mengenai pilihannya akhir tahun lalu untuk benar-benar memastikan apakah ia memang siap untuk tinggal jauh dari rumahnya.

Kami menghabiskan waktu hampir satu bulan tinggal di bawah atap yang sama, kami tidur di satu kasur kecil yang sama, sarapan dan makan malam bersama. Tidak, kami tidak mandi bersama.

Awal tahun kemarin saya juga masih disibukkan mengejar tenggat waktu penyelesaian skripsi saya, jadi saya terbiasa naik ke kasur pukul 3 atau 4 pagi, lalu kemudian bangun pukul 7 pagi untuk bersiap mengantarnya ke kantor. Iya rutinitas saya kini bertambah, setiap pagi mengantarnya ke kantor lalu sorenya menjemput. Terasa melelahkan memang, karena saya tidak bisa melanjutkan istirahat saya karena sudah harus bekerja dari rumah yang juga menjadi kantor seusai mengantarnya. Awal tahun kemarin memang cukup padat

Yah rasanya cukup menyenangkan meski kadang juga menyebalkan. Hehe. Tidak pernah seperti ini sebelumnya, tentu dengan pengalaman berhubungan jarak jauh sebelumnya selama 4 tahun, ini menjadi satu hal baru yang harus saya jalani.
Lalu kedua, dinyatakan lulus dan mempertontonkan karya saya ke orang banyak.
Setelah harus menunda kelulusan selama satu tahun dan berjuang sendirian untuk bisa keluar dari jeratan industri pendidikan yang brengsek ini, saya akhirnya dinyatakan lulus.
Meskipun masih memiliki banyak kekurangan karena mau tidak mau saya harus menyelesaikan semuanya sendirian, setidaknya saya berhasil mempertanggung jawabkan juga apa yang saya ciptakan.

Malam hari tepat sebelum ujian kelulusan saya dilaksanakan, teman saya mengajak saya untuk mengikutsertakan karya dokumenter yang saya ciptakan untuk dipertontonkan dalam acara pemutaran kecil yang mereka adakan.

Pada acara pemutaran tersebut ada 2 karya saya yang diputarkan, yang satu karya saya seutuhnya yang saya jadikan skripsi saya, yang satu karya saya dan teman saya, dimana saya menyutradarai dan menuliskan naskah untuk karya skripsinya. Untuk karya saya sendiri, yang menurut saya kini ternyata terlalu jauh untuk bisa capai, adalah mengenai penerapan unsur budaya lokal dalam desain arsitektur museum gunungapi merapi, yang kedua adalah mengenai dokumenter proses penciptaan pentas teater surat ke langit oleh Papermon puppet.

Sebenarnya saya masih ingin memperbaiki beberapa kekurangan yang ada di karya saya, namun saya masih malas, entah kapan saya bisa keluar dari kemalasan ini. Tidak adanya perangkat yang mendukung juga menjadi hambatan bagi saya, saya tidak cukup nyaman melakukan penyuntingan dengan laptop, yah cukup manja memang.
Untuk karya yang berhubungan dengan papermoon puppet, bulan ini say dan beberapa kru yang masih ada di Jogja sedang menyelesaikan proses penyuntingan video full pementasan surat ke langit yang nantinya sepertinya akan dijual oleh mereka sebagai merchendise. Mari ditunggu saja ya.

Ah saya jadi melantur, kembali ke acara pemutaran tadi, pada acara pemutarannya sendiri, ternyata karya saya yang paling tidak sempurna untuk diputarkan ke penonton banyak, ada kesalahan kesalahan teknis yang muncul dalam film, jadi akan sangat tidak nyaman ketika menontonnya. 

Setelah pemutaran dilakukan saya cukup banyak mendapat masukan serta kritikan dari beberapa teman saya yang memang datang untuk menonton. Saya senang, mereka menanggapi dengan cukup antusias.  Diskusi berjalan dengan cukup lama hingga tengah malam,  saya kemudian pulang istirahat sebentar lalu sahur untuk puasa pagi nanti, karena memang ujian saya diadakan di bulan puasa. Setalah sahur menyiapkan materi presentasi lalu tertidur selama 1 atau 2 jam, saya sedikit lupa. Lalu pergi ke kampus untuk ujian.

Kondisi terburuk yang sebaiknya dihindari ketika akan melakukan ujian kelulusan skripsi, kurang tidur. Kalau tidak salah hitung mungkin saya hanya tidur 2 jam. 1 jam sebelum sahur, dan 1 jam lagi setelah sahur. Untungnya, karena malam sebelumnya sudah banyak melakukan diskusi dengan orang-orang yang menonton karya saya, saya menjadi lebih siap untuk bisa mempertanggung jawabkan karya saya kepada dosen penguji. 

Lalu akhirnya, saya dinyatakan lulus. Lega sekali rasanya. Saya kemudian pulang berjalan kaki ke rumah, lalu melanjutkan tidur saya yang tertunda, tanpa ada hingar bingar perayaan kelulusan paska ujian.

Saya akan melanjutkan beberapa cerita lainnya di publikasi selanjutnya, saya tidak mau tulisan ini menjadi terlalu panjang nantinya, terima kasih.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar